resensi
Drama Pascaapokalips di I Think We’re Alone Now
Hidup pascakiamat mungkin akan berada pada dua pilihan. Kamu bisa meratap atau memulai segalanya kembali dari awal. Kamu bisa jadi merasa sendirian karena tidak ada siapapun tetapi tidak menutup kemungkinan pula kalau kamu juga bakal merasa merdeka…
Rafathar the Movie: Kado Kesia-Siaan
(tulisan ini ditulis pada tahun2 2017, ketika Rafathar masih tayang di bioskop, untuk web birokreasi.com. Setelah webnya kukut, saya memindahkan ke blog pribadi saya. Tulisan ini disunting oleh kawan saya Ahmad Taufoq Rosidi, dan, tentu saja, mengandung…
Eksperimen Soderberg Lewat Unsane
Jika mengutak-atik perilaku manusia adalah sebuah kegilaan, maka Steven Soderbergh berhak menyandang predikat sebagai salah satu manusia paling gila. Alih-alih memberi jarak, ia malah mendekat dan menguliti kepribadian ganjil manusia serta mengabadikannya ke dalam sebuah film. Saat…
Berdetak dengan Detak
Charita Utami yang terbiasa bernyanyi dengan dendangan elektronik di Midnight Quickie kembali ke muasalnya. Dengan suara khas pesindennya, ia menemukan rumah di petikan gitar Yudhistira Mirza: penghunus alat musik yang sama di grup musik Parisude. Hasilnya adalah…
Rainbirds: Misteri yang Menanggalkan Pengetahuan
Saya sempat mengira Rainbirds betul-betul ditulis dalam Bahasa Indonesia sampai mata saya menggasruk kata “penerjemah” di balik lembar kedua buku itu. Soalnya, selain tata bahasa yang nikmat dicerna, nama Clarissa Goenawan juga terdengar khas Indonesia. Namun, pada…
Dilan 1990 dan Harapan-Harapan akan Kisah Cinta
Saya membuka tulisan ini dengan peringatan bahwa siapapun yang hendak memutuskan menonton Dilan 1990 dengan hanya ditemani Rakib di lengan kanan dan Atid di lengan kiri, sebaiknya pikirkanlah berulang-ulang. Meskipun mereka adalah kawan baik yang tak…